Ilustrasi Kalender

Kenapa Jumlah Hari di Bulan Februari Paling Sedikit

Jika Anda perhatikan kalender yang Anda cetak di percetakan kalender Anda, Anda sudah pasti tidak heran dengan jumlah hari yang berbeda dalam setiap bulannya, namun pernahkah Anda bertanya, kenapa bulan Februari memiliki jumlah hari yang paling sedikit? Nah, di artikel ini kita akan membahas tentang jumlah hari di bulan Februari.

Sekedar mengingatkan, tahun 2020 lalu merupakan tahun kabisat, artinya bulan Februari mendapatkan tambahan 1 hari, menjadi 29 hari. 

Kalender Romawi 

Cerita ini berawal dari Kalender Gregorian yang menjadi kalender pertama bagi bangsa Romawi. Dahulu, Kaisar Romawi memiliki kekuasaan yang sangat luas, sehingga Kalender Romawi tersebut digunakan oleh semua orang. 

Mulanya, Kalender Romawi hanya memiliki 10 bulan. Kalender tersebut dibuat oleh Raja Romulus. Kalender Romulus mengacu pada musim semi di bulan Maret dan berakhir di bulan Desember. 10 bulan tersebut adalah sebagai berikut; Martius, Aprilis, Maius, Junius, Quintilis, Sexitilis, September October, November, December. 

Dengan demikian, pada zaman itu, perayaan tahun baru bukan di Januari, melainkan dirayakan setiap tanggal 21 Maret sebagai awal musim semi. Bandingkan dengan kalender modern yang Anda dapatkan dari percetakan kalender. 

Kalender Romawi ini kemudian disempurnakan oleh Raja Numa Pompilius. Dalam kalender yang disempurnakan tersebut, satu tahun berjumlah 354 hari dan 12 bulan. Raja Pompilius menambahkan bulan Januari dan bulan Februari setelah bulan Desember.

Pada masa itu, bulan Januari dan Februari  memiliki 28 hari. Namun orang Romawi berpikir bahwa angka genap merupakan lambang ketidakberuntungan. Sehingga menjadikan satu tahun sebagai 355 hari, dengan menambahkan satu hari untuk bulan Januari. Hasilnya, kalender itu menjadi membingungkan. 

Kalender Tahun Kabisat

Pada akhir tahun  45 Sebelum Masehi, Raja Julius Caesar mengutus para ilmuwan untuk mengubah Kalender Romawi tersebut menjadi kalender matahari seperti kalender dari peradaban Mesir.

Kemudian, setelah mengalami banyak perubahan, kalender tersebut akhirnya memiliki 30 dan 31 hari setiap bulannya, kecuali bulan Februari. Sehingga, rata-rata hari dalam setahun adalah 365,25 hari. Maka, untuk menggenapkan menjadi 365 hari, maka dibuatlah tahun kabisat setiap empat tahun sekali. 

Hal ini dikarenakan Bumi mengelilingi Matahari selama 365,25 hari. Dengan demikian masih ada 0,25 hari atau 6 jam yang tersisa dalam satu tahun. Untuk membulatkannya menjadi 24 jam, Bumi harus mengitari Matahari selama empat kali, sehingga tahun kabisat adalah membagi tahun dengan angka empat. 

Maka didapatkanlah jumlah hari 28 hari untuk Februari, dan 29 hari untuk bulan Februari di setiap tahun kabisat. Sistem ini berlaku hingga sekarang, sesuai dengan kalender yang Anda cetak di tempat percetakan kalender terdekat. 

Tidak hanya sampai di situ, pada masa pemerintahan Raja Julius, bulan Quintilis dan Sexitilis juga diganti namanya. Quintilis adalah bulan dimana Raja Julius Caesar lahir. Setelah beliau wafat, bulan tersebut berganti nama menjadi Juli sebagai tanda penghormatannya. Untuk bulan Sexitilis diganti menjadi Agustus untuk menghormati kaisar Agustus, yang merupakan putra dari Raja Julius Caesar.

Dengan demikian sempurnalah kalender tersebut seperti kalender yang Anda miliki sekarang, yang Anda dapatkan di berbagai percetakan kalender.

Leave a Comment

Your email address will not be published.